Sabtu, 18 Mei 2013

PEMBELAJARAN: BERBICARA


    
 


 BERBICARA

Faktor-Faktor Penunjang Keefektifan Berbicara
 

Pembiacara yang baik adalah pembicara yang bisa memberikan kesan bahwa ia menguasai masalah yang dibicarakan, memiliki keberanian dan gairah, dan dapat berbicara dengan jelas dan tepat. Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk menunjang keefektifan berbicara. Menurut Arsad dan Mukti (dalam Heryana, 2008:15) Faktor penunjang keefektifan berbicara mencakup faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasan. 
1.      Faktor Kebahasaan
a.    ketepatan ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri untuk mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi-bunyi yang tidak tepat atau cacat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik dan dapat mengalihkan perhatian pendengar. pengucapan bunyi-bunyi bahasa dianggap cacat jika menyimpang terlalu jauh dari ragam lisan sehingga terlalu menarik perhatian, mengganggu komunikasi, atau pemakainya (pembicara) dianggap aneh.

b.    penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai
Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara. Bahkan merupakan faktor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai akan membuat masalah yang kurang menarik tersebut menjadi menarik. Sebaliknya jika penyampaiannya datar saja, dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan keefektifan berbicara tentu berkurang.
c.    pilihan kata (diksi)
Pilihan kata harus tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih terangsang dan akan lebih paham apabila kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang sudah dikenal oleh pendengar. jika pembicara memaksakan diri memilih kata-kata yang tidak dipahaminya dengan maksud supaya lebih mengesankan, justru akan berakibat sebaliknya. Hal tersebut akan menimbulkan kesan seolah-olah dibuat-buat dan berlebihan. Dalam hal ini pembicara sebaiknya menyesuaikan pilihan kata dengan pokok pembicaraan dan pendengarnya.
d.   pemilihan bahasa
Pendengar akan lebih tertarik dan senang mendengarakan jika pembicara berbicara dengan jelas dan dalam bahasa yang dikuasainya. Dalam arti yang betul-betul menjadi miliknya, baik sebagai perseorangan, maupun sebagai pembicara.
e.    ketepatan sasaran pembicaraan
Ketepatan sasaran pembicaraan menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya. Susunan penuturan kalimat ini sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian. Seorang pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif, kalimat yang mengenai sasaran, sehingga mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau menimbulkan akibat.
2.      Faktor Nonkebahasaan
a.    sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku
Pembicara yang tidak tenang, lesu, dan kaku tentulah akan memberi kesan pertama yang kurang menarik. Padahal kesan pertama ini sangat penting untuk menjamin kesinambungan pihak pendengar. sikap yang wajar saja sebenarnya sudah dapat menunjukkan otoritas dan integritas dirinya.
b.    pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara
Supaya pendengar dan pembicara betul-betul terlibat dalam kegiatan berbicara, pandangan pembicara sangat membantu, namun hal ini sering diabaikan oleh pembicara. Pandangan yang tertuju hanya pada satu arah akan menyebabkan pendengar merasa kurang diperhatikan.
c.    kesediaan menghargai pendapat orang lain
Ketika menyampaikan isi pembicaraan, setiap pembicara hendaknya memilki sikap terbuka, dalam arti mau menerima pendapat pihak lain, menerima kritik, bersedia mengubah pendapatnya jika memang keliru.
d.   gerak-gerik dan mimik yang tepat
Gerak-gerik dan mimik yang tepat juga menunjang keefektifan berbicara. Hal-hal yang penting selain mendapat tekanan, biasanya dibantu gerak tangan atau mimik. Hal ini dapat menghidupkan komunikasi, artinya tidak kaku.
e.       Keberanian dan semangat
Sikap berani dan semangat harus dimiliki oleh seorang pembicara, dengan adanya kedua sikap ini akan memberikan kesan pertama yang menarik. Hal ini karena kesan perrtama sangat penting untuk menjamin kesinambungan perhatian pihak pendengar.
f.     kenyaringan suara juga sangat menentukan
Tingkat kenyaringan ini tentunya disesuaikan dengan situasi tempat, dan jumlah pendengar.
g.    kelancaran
Seorang pembicara yang lancar berbicara tentu akan memudahkan pendengar untuk menangkap isi pembicaraannya. Perlu juga diperhatikan bahwa pembicara yang berbicara terlalu cepat akan menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraannya.
h.    relevansi
Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan yang logis. Hal ini berarti hubungan bagian-bagian dalam kalimat, hubungan kalimat dengan kalimat harus logis, dan berhubungan dengan pokok pembicaraan.
i.      penguasaan topik
Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran. Jadi penguasaan topik ini sangat penting, bahkan merupakan faktor utama dalam berbicara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar