BERBICARA
Faktor-Faktor Penunjang Keefektifan
Berbicara
Pembiacara
yang baik adalah pembicara yang bisa memberikan kesan bahwa ia menguasai
masalah yang dibicarakan, memiliki keberanian dan gairah, dan dapat berbicara
dengan jelas dan tepat. Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan untuk menunjang keefektifan berbicara. Menurut Arsad dan Mukti
(dalam Heryana, 2008:15) Faktor penunjang keefektifan berbicara mencakup faktor
kebahasaan dan faktor nonkebahasan.
1.
Faktor
Kebahasaan
a. ketepatan
ucapan
Seorang
pembicara harus membiasakan diri untuk mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara
tepat. Pengucapan bunyi-bunyi yang tidak tepat atau cacat akan menimbulkan
kebosanan, kurang menyenangkan,
atau kurang menarik dan dapat mengalihkan perhatian pendengar. pengucapan
bunyi-bunyi bahasa dianggap cacat jika menyimpang terlalu jauh dari ragam lisan
sehingga terlalu menarik perhatian, mengganggu komunikasi, atau pemakainya
(pembicara) dianggap aneh.
b.
penempatan tekanan, nada, sendi, dan
durasi yang sesuai
Kesesuaian
tekanan, nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam
berbicara. Bahkan merupakan faktor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan
kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai
akan membuat masalah yang kurang menarik tersebut menjadi menarik. Sebaliknya
jika penyampaiannya datar saja, dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan
keefektifan berbicara tentu berkurang.
c.
pilihan kata (diksi)
Pilihan
kata harus tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh
pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih terangsang dan akan lebih
paham apabila kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang sudah dikenal oleh
pendengar. jika pembicara memaksakan diri memilih kata-kata yang tidak
dipahaminya dengan maksud supaya lebih mengesankan, justru akan berakibat
sebaliknya. Hal tersebut akan menimbulkan kesan seolah-olah dibuat-buat dan
berlebihan. Dalam hal ini pembicara sebaiknya menyesuaikan pilihan kata dengan
pokok pembicaraan dan pendengarnya.
d.
pemilihan bahasa
Pendengar
akan lebih tertarik dan senang mendengarakan jika pembicara berbicara dengan
jelas dan dalam bahasa yang dikuasainya. Dalam arti yang betul-betul menjadi
miliknya, baik sebagai perseorangan, maupun sebagai pembicara.
e.
ketepatan sasaran pembicaraan
Ketepatan
sasaran pembicaraan menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya. Susunan
penuturan kalimat ini sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan
penyampaian. Seorang pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif, kalimat
yang mengenai sasaran, sehingga mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan,
atau menimbulkan akibat.
2.
Faktor
Nonkebahasaan
a. sikap
yang wajar, tenang, dan tidak kaku
Pembicara yang
tidak tenang, lesu, dan kaku tentulah akan memberi kesan pertama yang kurang
menarik. Padahal kesan pertama ini sangat penting untuk menjamin kesinambungan
pihak pendengar. sikap yang wajar saja sebenarnya sudah dapat menunjukkan
otoritas dan integritas dirinya.
b. pandangan
harus diarahkan kepada lawan bicara
Supaya pendengar
dan pembicara betul-betul terlibat dalam kegiatan berbicara, pandangan
pembicara sangat membantu, namun hal ini sering diabaikan oleh pembicara.
Pandangan yang tertuju hanya pada satu arah akan menyebabkan pendengar merasa
kurang diperhatikan.
c. kesediaan
menghargai pendapat orang lain
Ketika
menyampaikan isi pembicaraan, setiap pembicara hendaknya memilki sikap terbuka,
dalam arti mau menerima pendapat pihak lain, menerima kritik, bersedia mengubah
pendapatnya jika memang keliru.
d. gerak-gerik
dan mimik yang tepat
Gerak-gerik dan
mimik yang tepat juga menunjang keefektifan berbicara. Hal-hal yang penting
selain mendapat tekanan, biasanya dibantu gerak tangan atau mimik. Hal ini
dapat menghidupkan komunikasi, artinya tidak kaku.
e.
Keberanian
dan semangat
Sikap berani dan semangat harus dimiliki oleh seorang
pembicara, dengan adanya kedua sikap ini akan memberikan kesan pertama yang
menarik. Hal ini karena kesan perrtama sangat penting untuk menjamin
kesinambungan perhatian pihak pendengar.
f. kenyaringan
suara juga sangat menentukan
Tingkat
kenyaringan ini tentunya disesuaikan dengan situasi tempat, dan jumlah
pendengar.
g. kelancaran
Seorang
pembicara yang lancar berbicara tentu akan memudahkan pendengar untuk menangkap
isi pembicaraannya. Perlu juga diperhatikan bahwa pembicara yang berbicara
terlalu cepat akan menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraannya.
h. relevansi
Gagasan demi
gagasan haruslah berhubungan yang logis. Hal ini berarti hubungan bagian-bagian
dalam kalimat, hubungan kalimat dengan kalimat harus logis, dan berhubungan
dengan pokok pembicaraan.
i. penguasaan
topik
Penguasaan topik yang
baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran.
Jadi penguasaan topik ini sangat penting, bahkan merupakan faktor utama dalam
berbicara.